BAHAN AJAR
I PERAWATAN MESIN KENDARAAN RINGAN
A.
Konsep Pemeliharaan Atau Perawatan Atau Servis
Kendaraan
Di dalam masyarakat, terdapat berbagai
bengkel yang dikenal sebagai Bengkel Servis Kendaraan, Bengkel Pemeliharaan
Kendaraan, Bengkel Perawatan Kendaraan, Bengkel Perawatan dan Perbaikan
Kendaraan, Bengkel Reparasi
Kendaraan, Bengkel Spooring dan Balans, Bengkel AC Mobil, Bengkel Reparasi Bodi
dan Cat Kendaraan,
Bengkel Karoseri Kendaraan
dan sebagainya. Apakah yang membedakan dari berbagai bengkel tersebut ?
Kendaraan baru dalam kondisi siap
dimiliki dan digunakan oleh masyarakat, dapat dibeli di toko penjual kendaraan.
Kendaraan yang siap dijual ke masyarakat, sebelumnya telah mengalami proses
pembuatan atau produksi di pabrik pembuat kendaraan. Pembeli selain memperoleh
kendaraan baru yang siap digunakan juga mendapatkan buku pedoman bagi pemilik
yang isinya memuat cara menggunakan kendaraan dan Perhatian tentang kapan pemilik harus membawa
kendaraannya ke bengkel kendaraan untuk dirawat. Demikian juga bengkel
kendaraan untuk dapat merawat kendaraan dengan benar, telah memperoleh
Perhatian teknis atau acuan pekerjaan diantaranya melalui buku pedoman merawat
kendaraan yang telah disusun dan diterbitkan oleh pabrik pembuat kendaraan.
Kegunaan kendaraan secara umum adalah
untuk mengangkut orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Kendaraan
yang terdiri atas ribuan komponen
dalam operasi atau
bekerjanya mendapatkan berbagai
beban gesekan, tekanan, benturan, pukulan, puntiran, gaya
tekan-tarik-tekuk, beban panas, beban kimia dan sebagainya. Semakin lama
digunakan komponen kendaraan pasti akan semakin aus, semakin longgar, semakin
lemah, atau semakin menyimpang kepresisiannya dari kondisi semula yang baik dan
standar. Oleh karena itu, dengan memperhatikan hal tersebut diatas, supaya
kendaraan selalu dalam kondisi standar sehingga selalu siap digunakan dengan
efisien, ekonomis, aman dan nyaman, maka kendaraan harus mendapatkan perawatan
dan perbaikan kerusakan atau mendapatkan pemeliharaan secara teratur di bengkel
kendaraan.
Jadi bengkel kendaraan dengan berbagai
nama yang ada di masyarakat, kegiatan
utama yang dilakukan
adalah merawat dan
memperbaiki atau melakukan pemeliharaan
kendaraan. Terdapat bengkel
umum yaitu bengkel yang mengerjakan semua kerusakan pada
semua komponen atau sistem pada kendaraan dan terdapat bengkel khusus atau
spesialis, yang hanya mengerjakan pemeliharaan untuk satu atau beberapa
komponen atau sistem yang ada pada kendaraan.
Khusus untuk Bengkel
Karoseri Kendaraan sebenarnya
secara fungsi merupakan
bagian dari pabrik yang melakukan sebagian kegiatan dalam membuat atau
memproduksi kendaraan. Terdapat pabrik kendaraan yang memproduksi kendaraan
secara utuh semuanya, sehingga kendaraan yang diproduksi langsung dapat
digunakan oleh masyarakat misalnya jenis sedan, jeep dan kendaraan niaga kecil,
dan terdapat pabrik yang memproduksi kendaraan tidak sampai tuntas, misalnya
sebagian jenis kendaraan niaga kecil dan bus, dimana penyelesaian pekerjaan
untuk membangun bodinya harus dikerjakan secara khusus oleh bengkel karoseri
kendaraan.
Pemeliharaan (Maintenance) adalah suatu
kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,
atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Yang
dimaksud dengan pemeliharaan disini meliputi perawatan dan perbaikan.
Pemeliharaan
terdiri dari 2 macam, yaitu :
·
Perawatan
terencana atau perawatan berkala dan
·
Perawatan tak
terencana atau perbaikan jika terjadi kerusakan sewaktu- waktu.
servis dikerjakan atas dasar sejauhmana atau berapa
lama kendaraan telah berjalan (dalam km atau bulan)Perawatan terencana atau
perawatan berkala atau, meskipun dalam kegiatan ini sebenarnya juga
kadang-kadang terjadi sedikit kegiatan perbaikan. Sedangkan perawatan tak
terencana disebut dengan perbaikan atau reparasi, yaitu jika sewaktu-waktu
terjadi kerusakan diluar jadwal perawatan berkala. Di masyarakat pemeliharaan
berkala mesin kendaraan dalam interval sekitar 10.000 km (servis besar) disebut
Tune-Up mesin kendaraan.B.
Tujuan Pemeliharaan dan Perawatan/Service Kendaraan
Dengan
dilakukannya servis secara
teratur akan didapatkan
beberapa keuntungan :
1)
Kendaraan selalu
dalam kondisi optimal dan selalu siap dioperasikan.
Kapanpun dan
dimanapun kendaraan akan
digunakan, kendaraan selalu siap
dioperasikan. Kendaraan membantu
kelancaran transportasi orang
maupun barang. Dengan kondisi selalu siap, kendaraan merupakan faktor yang
menguntungkan, bukan merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kepentingan
bisnis, kendaraan sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis.
2)
Biaya
operasional yang hemat
Semakin
lengkap dan teliti servisnya, semakin panjang umur kendaraan dan akhirnya
semakin rendah biaya operasional kendaraan tersebut.
3)
Keamanan dan
Keselamatan
Semakin
teliti perawatan kendaraan, maka keamanan dan keselamatan operasi kendaraan
akan semakin pasti dan terjamin. Banyak pekerjaan kontrol dan diagnosa yang
harus dilakukan pada servis kendaraan. Kelalaian pada pengontrolan akan menaikkan jumlah resiko gangguan dan
kerusakan yang tidak dapat diperkirakan. Penting untuk diketahui bahwa
kekurangan pekerjaan pengontrolan pada saat servis kendaraan dapat
mengakibatkan kecelakaan yang
serius, minimal
kendaraan
bias mogok di tengah perjalanan.
4)
Unjuk kerja dan
kenyamanan yang optimal.
Hanya
kendaraan yang dirawat dengan baik yang dapat menampilkan unjuk kerja dan
kenyamanan yang optimal.
C.
Prosedur Di Tempat Kerja
a.
Kebersihan dan
Keteraturan Tempat Kerja
Pelanggan biasanya
percaya dan senang
dengan bengkel yang
bersih dan teratur, karena
kondisi bengkel tersebut
mencerminkan pengelolaan bengkel yang baik, yaitu bengkel yang dapat
merawat kendaraan pelanggan dengan baik. Beberapa pelanggan merasa bahwa dengan
memiliki kendaraan merupakan investasi yang mahal. Oleh karena itu bengkel yang
dapat menjamin pekerjaan perawatan dengan baik dan dapat dipercaya adalah
bengkel yang dicari pelanggan.
Tempat
kerja yang teratur dan bersih memiliki beberapa kelebihan :
ü Tangan,
pakaian dan sepatu
kita selalu bersih.
Hal ini akan
mendukung kelancaran pekerjaan, kebersihan kendaraan dan kepercayaan
pelanggan.
ü Komponen
dan alat berada
pada tempat yang
jelas, tidak terjadi mencari-cari komponen dan alat.
ü Bengkel menjadi tempat yang bersih, indah dan
menyenangkan.
ü Kendaraan pelanggan terjamin kebersihan dan
keamanannya.
ü Pelanggan
akan percaya pada
bengkel dan akan
selalu datang ke bengkel untuk merawat kendaraannya.
b.
Tumpahan Cairan
Pada Lantai
Tetesan-tetesan /
noda oli seharusnya langsung kita bersihkan dengan
kain lap.
Tumpahan oli atau bahan bakar bersihkan dulu dengan
serbuk kayu, karena serbuk akan menyerap oli atau bahan bakar. Kemudian cucilah
lantai dengan deterjen pembersih lantai
dan siram air sampai bersih.
Tumpahan cairan rem harus dibersihkan dengan segera,
supaya lantai / cat lantai tidak menjadi rusak. Gunakan air
untuk membersihkan cairan rem
yang tumpah.
Dilarang membuang cairan rem bekas, oli maupun
cairan kimiawi lainnya ke saluran air atau ke tanah.
Orang yang bijaksana tentunya tidak akan mencemari
lingkungan, yang merupakan sumber kehidupan manusia.
D.
Peralatan Umum Pemeliharaan/Perawatan/Servis
Penggunaan peralatan
servis yang baik terletak pada pikiran orang. Dalam menggunakan
peralatan, sebaiknya berpikir jernih dulu sebelum menggunakan peralatan. Karena dengan
cara menggunakan alat secara baik, kita
akan menentukan masa hidup peralatan maupun komponen-komponen yang dikerjakan.
a.
Obeng Rata
Gunakan
hanya obeng yang pas pada kepala sekrup. Obeng yang tidak pas, terlalu kecil
atau terlalu besar akan merusak komponen maupun obeng itu sendiri.
Mata
obeng yang aus dapat diperbaiki dengan cara digerinda sejajar.
b.
Obeng Philips
(Obeng Plus)
Pada
saat mengendorkan/mengencangkan baut, obeng plus perlu ditekan dengan keras ke
dalam kepala baut, supaya celah silang pada skrup tidak menjadi rusak.
Mata
obeng plus yang aus tidak dapat digerinda lagi. Ganti dengan obeng yang baru!
c.
Obeng Ketok
Baut
besar yang kencang sekali / macet dapat dilepas dengan mudah jika
menggunakan obeng ketok.
Caranya, pegang gagang
obeng ketok dengan kuat, lalu
pukulkan palu pada gagang dengan baik.
d.
Kunci Sok
Bagi
orang yang mengerti, kunci sok segi 6 merupakan alat yang paling disukai. Hal
tersebut dikarenakan kepala baut / mur dapat dipegang secara optimal oleh
bagian dalam kunci sok, sehingga kunci dapat memegang baut /
mur dengan baik
dan dapat melindungi kepala
baut dari kerusakan. Kunci momen digunakan untuk mengencangkan baut
dengan momen pengerasan yang sesuai dengan spesifikasi pabrik.
e.
Kunci Lain
Jika
kunci sok tidak dapat digunakan, pilihan kedua adalah kunci ring yang rata, seperti
terdapat pada kunci kombinasi.
Penggunaan kunci ring offset tidak menguntungkan karena cenderung meluncur keluar kepala baut. Kunci tersebut digunakan pada posisi mur / baut yang khusus. Kunci ring yang bercelah juga disebut kunci nipel, karena hanya digunakan untuk melepas dan memasang nipel saluran (hidroulik rem dan kopling, system injeksi Diesel). Kunci pas hanya dipakai, jika penggunaan kunci lain tidak memungkinkan, misalnya untuk menahan mur kontra atau untuk mempercepat pelepasan atau pengencangan baut / mur yang sudah kendor. Kunci kuno yang disebut kunci Inggris ini harus dihindari penggunaannya, karena akan merusak baut / mur.
f.
Pemutar Ketok
Dengan
alat pneumatis ini, pelepasan/ pembongkaran menjadi lancar sekali. Dua hal
perlu diperhatikan :
Gunakan hanya
sok yang khusus dibuat untuk pemutar ketok.
Dilarang menggunakan pemutar ketok untuk pengerasan.
g.
Kunci Pelepas
Saringan Oli
Kunci
pelepas saringan oli yang memakai sabuk digunakan untuk melepas saringan oli.
Alat ini tidak digunakan untuk memasang
saringan oli, memasangnya memakai
tangan saja.
h.
Obeng Sok
Baut
/ mur tutup kepala silinder pengencangannya harus dengan momen yang cukup
rendah, untuk mencegah paking karet menjadi rusak. Untuk menjamin
pengencangan dengan momen yang rendah, digunakanlah obeng sok, karena
tidak mungkin terjadi pengencangan
yang terlalu keras.
i.
Tang Pompa Air
dan Tang Pipa
Alat
ini tidak direncanakan untuk digunakan pada baut/mur. Arah tarik pada tang
pompa air mempengaruhi gaya pegang pada mulutnya.
j.
Lampu Kerja
Untuk
memudahkan pekerjaan perawatan kendaraan, perlu dipersiapkan Lampu Kerja. Oleh
karena bagian atau komponen yang dikerjakan sering- sering tidfak dalam keadaan
terang dan jelas. Penting untuk
diperhatikan bahwa lampu
kerja yang digunakan
adalah lampu kerja yang terang dan tidak mudah pecah jika jatuh atau
terkena tekanan. Lampu kerja yang dikhususkan untuk penggunaan tersebut
biasanya sudah ada pelindungnya, tetapi jika menggunakan lampu biasa,
sebaiknya diberi kawat pelindung.
E.
Waktu Pelaksanaa Perawatan Kendaraan
Perhatikan
spesifikasi kendaraan dari pabrik pembuatnya. Hal ini dapat diketahui dari Buku Manual
/ Perhatian atau
informasi lewat komputer
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat kendaraan, yang berisi Perhatian
cara mempersiapkan, menggunakan dan merawat kendaraan. Secara umum, kendaraan
akan diservis berdasarkan beberapa persyaratan berikut :
1.
Berdasarkan
Operasional Kendaraan Yang Normal
a.
Servis
kecil : dilakukan setelah kendaraan
menempuh perjalanan, setiap 5.000 s.d
10.000 km
b.
Servis
besar : dilakukan setelah kendaraan
menempuh perjalanan, setiap 10.000 s.d
20.000 km atau minimal sekali pertahun.
2.
Berdasarkan
Operasi Yang Khusus/Kondisi Berat
Jika kendaraan
dioperasikan pada kondisi yang
berat,misalnya pada daerah yang berdebu, berlumpur, jalan yang
kasar, daerah pegunungan atau pantai laut, maka jangka waktu
pemeliharaan/perawatan/servis berkala menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
pemeliharaan/perawatan/servis berkala kendaraan yang dioperasikan dalam kondisi
normal. Sebagai contoh pada kendaraan yang dioperasikan pada daerah yang
berdebu, saringan udara perlu dibersihkan lebih sering. Juga apabila kendaraan
sering berjalan pada yang jalan jelek, komponen casis kendaraan harus dirawat
dan diperiksa lebih sering. Demikian juga setelah kendaraan melintasi /
menyelam dalam air, casis kendaraan dan bantalan roda harus dilumasi lagi
dengan pelumas / vet yang baru, karena air dapat masuk pada tempat-tempat yang
dilumasi dengan vet.
Dalam
buku-buku teknik banyak
dikenal istilah motor
bakar atau motor, selain itu juga
ada istilah mesin atau engine. Secara umum kita juga mengenal
istilah kendaraan bermotor
dan bukan kendaraan bermesin, juga terdapat istilah
sepeda motor dan bukan sepeda mesin. Manakah istilah yang benar?
Dalam literatur berbahasa Inggris kita mengenal
istilah Internal Combustion Engine, dan dalam buku berbahasa Indonesia umumnya
diterjemahkan menjadi motor pembakaran dalam atau motor bakar atau motor saja.
Jadi, istilah engine diterjemahkan menjadi motor.
Dalam
buku-buku teknik otomotif terapan dan di bengkel mobil, istilah engine diterjemahkan menjadi
mesin. Oleh karena
itu di bidang kendaraan bermotor, misalnya juga di
bengkel mobil, kalau ada sebutan mesin, yang dimaksud hal tersebut adalah
engine dari kendaraan. Jadi,engine = motor = mesin. Istilah tersebut khususnya
berlaku di bidang otomotif. Di bidang
ilmiah otomotif :
engine = motor
dan di bidang praktisi otomotif : engine = mesin.
Di
bidang mesin produksi secara umum, dikenal istilah mesin bubut (lathes machines),
mesin frais (frais
machines), mesin jahit
(sewing machines), mesin bor (drilling machines). Jadi, machines =
mesin.
Di bidang
teknik elektro, juga
banyak istilah misalnya
motor listrik (electric motors),
motor DC (DC motors ), motor wiper
(wiper motors), motor starter (starter motors). Jadi, motors = motor.
Kesimpulannya
: mesin (bahasa Indonesia) = engine(english) = machines (english). motor
(bahasa Indonesia) = engine(english) = motors (english). Didalam buku
ini dan didalam
buku otomotif serta
di bidang otomotif pada umumnya, yang dimaksud motor =
mesin = engine.
Dari
contoh dan penjelasan tersebut diatas, maka dengan istilah yang sama, mempunyai
arti yang berbeda
jika diterapkan pada
bidang keahlian yang berbeda. Kerancuan bahasa tersebut akan semakin
bertambah di masyarakat, contohnya di toko-toko suku cadang. Suku cadang
merupakan terjemahan dari sparepart
(bahasa Inggris), dan di toko penjual suku cadang umumnya disebut onderdil
(bahasa Belanda). Istilah teknik dalam bahasa Indonesia seperti poros engkol,
poros kam, torak, lengan ayun hampir pasti tidak dikenal di toko suku cadang,
melainkan yang dikenal
adalah istilah dalam bahasa
Inggris, Bahasa Belanda dan
bahasa pasaran setempat.
A.
Prinsip Kerja Motor Bensin
Prinsip kerja motor
bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan energi dari hasil gas panas hasil
proses pembakaran, dimana proses pembakaran terjadi di dalam silinder mesin itu
sendirisehingga gas pembakaran berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga
atau energi panas.
motor bensin jenis
torak, yang gerakan torak berupa gerak bolakbalik (translasi) diubah menjadi
gerak putar oleh poros engkol. Gerak putar atau rotasi lebih mudah untuk
digunakan untuk kebutuhan manusia.
B.
Bagian-bagian Mekanisme Katup Standar
Mekanisme katup pada
mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru (campuran bahan
bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur pembuangan gas
bekas ke saluran buang.
1.
Mekanisme Katup
dengan Poros Kam Di Bawah
Katup
di Samping (Side Valve / SV)
Katup
di Kepala Silinder
Katupnya
menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di bawah. Keuntungannya
bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya
adalah banyak komponen/ bagian-bagian yang bergerak berarti
kelembaman massa besar
sehingga tidak ideal untuk mesin
putaran tinggi
2.
Mekanisme Katup
Dengan Poros Kam Di Atas
Satu
Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)
Dua
Poros Kam Di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC)
Konstruksi DOHC
memiliki dua kam di
kepala silinder, kam langsung menggerakkan mangkok penumbuk. Keuntungannya
bentuk ruang bakar baik dn susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi
performance atau unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga
baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih
berat dan
penyetelan
celah katup lebih sulit
C.
Teknologi Mekanisme Katup
1.
Teknologi VVT-i
( Variable Valve Timing-Intelegent)
Perkembangan dari
mekanisme katup tipe DOHC dapat dilihat pada teknologi ini. VVT-i merupakan
teknologi yang mangatur sistem kerja katup pemasukan bahan bakar secara
elektronik, baik dalam hal waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan
besar putaran mesin sehingga menghasilkan tenaga yang optimal, hemat bahan
bakar dan ramah lingkungan.
Gambar 2.7. Komponen
VVT-i
Cara kerja dari mesin
VVT-i pada prinsipnya ialah pengaturan maju dan mundurnya pembukaan katup
secara variasi yang diatur oleh gerakan poros cam lebih cepat atau lebih
lambat, untuk menentukan kerja mekanaik katup secara tepat yaitu saat kapan
membuka katup lebih cepat atau lebih lambat. Kerja dari katup ini memnyesuaikan
dengan beban mesin dan putaran mesin.
Prinsip kerja dari
kotrol VVT-i ialah bergerak maju, mundur atau menahan antara sudu-sudu dengan
rodanya. Sudu-sudu tersebut terpasang
rigid terhadap poros cam dan roda VVT-i terhubung dengan timing chain atau
timing belt yang digerakkan oleh poros engkol. Kontrol VVT-i yang bergerak maka
akan terjadi selisih sudut putar antara sudu dan roda VVT-i secara variasi
sesuai dengan putaran mesin dan beban mesin.
OVC (Oil Control Valve)
merupakan pengatur katup aliran oli ke kontrol VVT-i sehingga poros cam maju
dan mundur untuk menentukan selisih sudut pembukaan katup dengan waktu dan
durasi yang tepat. Data masukan yang membuat VVT-i berkerja diperoleh dari
sensor-sensor seperti TPS ( Throttle Position Sensor), tekanan, temperatur air
pendingin, sudut crank, dan cam angle.
2.
Teknologi VTEC
VTEC merupakan kependekan dari Variable Valve
Timing and Lift Electornic Control, ditemukan oleh insinyur Honda Ikuo Kajitani
yang pertama kali digunakan pada sepeda motor Honda model CBR400 tahun 1983,
teknologi pada mesin tersebut dimana katup masuk terbuka semuanya pada putaran
mesin 8500 rpm. Karakter tersebut hampir
mirip dengan teknologi VTEC pada mobil yang cenderung bekerja pada putaran
mesin menengah ke atas.
VTEC bertujuan untuk
meningkatkan efesiensi masuknya campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar
pada mesin 4 langkah sehingga kemampuan mesin meningkat disetiap bagian putaran
mesin, mengurangi kebisingan, menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi
(Hidayat, 2012).
Cam atau bubungan pada
teknologi VTEC pada katup masuk ada dua, yaitu cam dengan angkat kecil dan cam dengan angkat besar. Saat putaran
mesin diatas 4000–6000 maka kontrol elektronik akan mengaktifkan sistem
hidrolik untuk mengganti cam dengan angkat kecil dengan cam dengan angkat
besar, sehingga katup akan membuka dengan lebih besar yang mengakibatkan
campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak.
Tenaga dari mesin juga akan naik, sehingga akselerasi dan putaran atas mesin
menjadi lebih baik.
Gambar 2.8. Model Cam VTEC dengan Non VTEC.
Parameter yang
digunakan untuk mengaktifkan katup selenoid padaVTEC adalah suhu mesin, tekanan
oli, dan kecepatan kendaraan. Disini dapat dipahami bahwa VTEC hanya bekerja
pada kendaraan yang berjalan, VTEC tidak akan bekerja pada kendaraan yang diam
walaupun rpm kendaraan tinggi.
VTEC akan mengalami
masalah jika parameter sensor diatas mengalami masalah. Kurangnya oli, oli yang
kotor, serta tekanan oli yang tidak optimal juga akan membuat VTEC tidak bisa
bekerja secara maksimal. Perawatan pada mekanisme katup dengan teknologi VTEC
sangat penting demi menunjang kinerja VTEC yang optimal
3.
Katup Desmodromic
Teknologi katup desmodromic
merupakan prestasi ahli mesin Italia, Fabio Taglioni, yang diciptakan pada
tahun 1950-an. Kehandalan teknologi ini sudah dibuktikan oelh Ducati dalam
menjuarai 17 gelar World Superbike (WSBK) dan berbekal kesuksesan tersebut, Ducati
masuk ajang GP pada 2003.
Katup desmodromic tidak menggunakan pegas untuk
mengembalikan katup pada posisi semula, tetapi menggunakan nok untuk
mengembalikan katup pada posisi semula. Mekanisme katup seperti ini lebih
sederhana namun tetap memiliki kekurangan karena bekerja secara mekanis, itulah
hal yang dikatakan oleh Fabio Taglioni, engineer Ducati yang mengembangkan
sistem desmodromique pada tahun 1956
dan pada 1968 sudah dipatenkan.
Cara kerja dari desmodromique valve system , katup
dibuka dan ditutup oleh open/close rocker arm.Rocker arm digerakan oleh cam shaft dan setiap katup memiliki 2 shim, yaitu open dan close shim. Jika
dilihat dari kerja mekanisme katup desmodromic maka berapapun tinggi putaran
mesin maka mekanisme katupnya dapat mengikuti putaran mesin. Hal inilah yang
menyebabkan mesin dengan mekanisme katup desmodromic
dapat mencapai putaran mesin yang tinggi dibandingkan dengan mesin yang
mekanisme katupnya menggunakan pegas. Keunggulan mekanisme katup ini adalah
mencegah terjadinya valvefloat pada
putaran mesin tinggi (Hidayat, 2010).
Gambar 2.9. Katup
Desmodromic
4.
Katup Pneumatik
Kerja mekanik dari
katup pneumatik dinilai lebih dan harganya mahal. Hal ini yang menyebabkan
aplikasi katup ini terbatas untuk motor balap. Pada mekanisme katup ini, tugas
dari pegas digantikan oleh tabung yang berisi gas bertekanan tinggi. Prinsip
kerjanya sama dengan sockabsorber gas. Jenis gas yang digunakan sama yaitu gas
nitrogen. Gas ini dipilih karena stabilitasnya tinggi terhadap pengaruh suhu.
Meskipun begitu karena suhu mesin sangat tinggi tekanan gas bisa berubah secara
dratis. Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem dilengkapi dengan katup buang
angin. Pneumatik membutuhkan seal perapat yang sangat handal yang mampu menahan
tekanan 2500 psi (170 bar). Bila seal bocor maka mesin tidak bisa bekerja
secara optimal. Teknologi ini diterapkan pada arena balap Formula satu (F1).
Katup ini pertama kali digunakan oleh Renault pada mesin RVS-9 yang mampu
mencapai putaran mesin 1900 rpm.
Kelemahan katup ini ada pada ketahananya, ada semacam faktor lelah apabila dipaksa terus menerus pada putaran mesin tinggi.
Gambar 2.10. Katup
Pneumatik
Komponen
Mekanisme Katup
1. Poros
Cam
Poros cam merupakan
proyeksi eksentrik pada poros yang berputar yang digunakan untuk mengatur
pembukaan dan penutupan katup dengan berbagai perantara mekanik seperti yang
disebutkan diatas. Bentuk atau profil dari cam menentukan titik pergerakan,
kecepatan pembukaan dan penutupan katup, serta besarnya pengangkatan katup dari
dudukannya.
Profil dari cam umumnya ada tiga macam yaitu, sisi
lurus (tangensial), sisi cekung, dan sisi cembung.
a. Cam Sisi
Lurus
Untuk sisi cam lurus biasanya digunakan untuk mesin
dengan kecepan rendah, dalam hal ini garis kerja cam ditarik lurus menyinggung
lingkaran dasar sebesar sudut yang mengapit sudut kerja.

Gambar 2.11. Cam Sisi Lurus
b. Cam Sisi
Cekung
Cam dengan sisi cekung jarang dipakai diakibatkan pembukaan terlalu
besar. Pembukaan yang terlalu besar akan membuat gaya percepatan yang besar pada sisi cam
sehingga keausan akan besar. Cam tipe ini juga mengakibatkan pembukaan katup
yang terlalu lebar sehingga gaya kelembamannya besar, dengan hal tersebut maka
akan timbul kerusakan, suara yang berisik dan katup cepat aus.

Gambar 2.12. Cam
Sisi Cekung
c. Cam
Sisi Cembung
Cam dengan
sisi cembung akan menghasilkan kecepatan yang kecil dibandingkan dengan sisi
cekung. Cam ini lebih baik karena pembukaan dan penutupan katup dilakukan
dengan cepat dan tepat. Cam jenis ini banyak digunakan karena dapat bekerja
pada motor dengan kecepatan yang tinggi.

Gambar 2.13. Cam Sisi Cembung
2. Penggerak
Cam
Sumbu nok berputar sesuai dengan putaran dari poros
engkol. Putaran dari sumbu nok setengah dari putaran poros engkol, sesuai
dengan sistem kerja motor empat langkah. Metode yang menggerakan poros cam ada
berbagai macam, diantaranya menggunakan timing gear, menggunakan timing
chain, menggunakan timing belt.
a. Model
Timing Gear
Model timing
gear biasanya digunakan untuk mekanisme katup jenis OHV ( Over Head Valve). Model ini biasanya
letak dari sumbu nok dekat dengan poros engkol. Timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang keras dibanding dengan yang menggunakan
rantai. Mesin yang menggunakan model ini jarang dipakai pada waktu yang mordern
ini (Toyota,1996).

Gambar 2.14 . Timing
Gear
b. Model
Timing Chain
Model timing
chain digunakan pada mekanisme katup OHC. Sumbu nok terletak di kepala
silinder dengan digerakan menggunakan rantai dan gigi sprocket.Tegangan rantai diatur
oleh tensioner. Chain vibration (getaran rantai) dicegah oleh chain vibration damper. Sumbu nok
digerakan oleh rantai dan hanya sedikit menimbulkan bunyi (Toyota, 1996).

Gambar 2.15. Timing Chain
c. Model
TimingBelt
Pada model ini sumbu nok digerakan oleh sabuk yang
bergigi sebagai penganti dari timing chain, sehingga sedikit menimbulkan bunyi
dibandingkan model timing chain.
Kelebihan lain dari timing belt lebih
ringan dibanding model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunankan.
Belt terbuat
dari fiberglass yang diperkuat oleh
karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai penguluran
yang kecil bila terjadi panas (Toyota, 1996).

Gambar 2.16. Timing
Belt
3. Katup
Katup merupakan bagian utama dari mekanisme katup yang menjadi
saluran masuk campuran udara dan bahan bakar dan saluran buang untuk gas sisa
pembakaran. Katup juga diharuskan mampu menutup rapat saat langkah kompresi.

Gambar 2.17. Bagian dari Katup
Katup harus kuat menerima pembebanan pada ujung
batang katup dari pelatuk atau dari cam, dan harus kuat pada batang katup
karena menerima keausan saat bekerja. Daun katup harus kuat dari tumbukan
dan harus dapat menahan panas dengan
suhu ±8000C.
Kontruksi dari katup hisap adalah daun katup hisap
dibuat lebih besar dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pengisian campuran
bahan bakar dan udara sedangkan daun katup buang dibuat lebih kecil dengan
tujuan untuk mempercepat laju pembuangan dari gas bekas pembakaran, katup
terbuat dari baja krom dan silikon, pada bagian ujung batang dan daun katup
diperkeras untuk mengurangi atau memperkecil keausan.
Kontruksi dari katup buang adalah batang katup buang
dibuat agar dapat memperlancar luncuran, katup dibuat agar mampu menahan panas
yang tinggi ± 8000C, pada sebuah merek mobil tertentu misal
Mercedez, katup buang diisi dengan natrium yang dapat menurunkan panas dan
mempindah panas dari daun katup ke batang katup (PPPPTK/VEDC Malang,2000).
Gambar 2.18. Katup dengan Natrium
4. Pelatuk
Pelatuk bekerja untuk menekan batang katup agar
membuka melawan gaya pegas. Pelatuk akan menekan ketika tonjolan poros cam mengenai pelatuk. Ketika tonjolan
pada poros cam tidak menyentuk katup
maka posisi katup dalam keadaaan tertutup. Perkembangan pelatuk pada sisi
sentuhnya dipasang roller agar pengangkatan katup lebih cepat dan ringan karena
rol dapat berputar sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja mekanik katup
(Hidayat, 2010).

Gambar 2.19. Pelatuk
5. Pegas
Pegas berfungsi untuk mengatur agar katup rapat
dengan dudukannya dan sebagai pengembali katup. Pegas katup ada yang
menggunakan tunggal dan ada yang menggunakan ganda.

Gambar 2.20. Pegas Katup Tunggal

Gambar 2.21. Pegas Katup Ganda
Pegas katup tunggal mempunyai jarak kisar yang
berbeda yang berfungsi untuk mengurangi getaran. Pegas katup ganda mempuyai
keunggulan saat pegas katup patah maka katup tidak akan masuk ke ruang bakar
karena masih mempunyai pegas cadangan dan pegas katup ganda juga mempunyai
frekuensi redam yang berbeda antara pegas sehingga dapat meredap getaran katup.
Pegas katup yang lemah akan berakibat katup tidak
akan menutup rapat dan pada putaran tinggi katup meloncat loncat sehingga
tenaga mesin akan berkurang dan juga akibat yang fatal adalah rusaknya komponen
seperti katup atau torak karena bertabrakan.
Pegas katup yang kuat akan berakibat keausan pada
penggerak katup akan lebih besar dan tuas–tuas katup bisa patah(PPPPTK/VEDC
Malang,2000).
Celah
Katup dan Penyetelan
1.
Fungsi celah
katup
Agar supaya katup-katup
dapat menutup dengan sempurna pada semua keadaan temperature

Mengapa
celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme
katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai
arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus pada sistem
penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat kendor,
sehingga celah katup menjadi berubah
besar, Keausan Celah
menjadi besar. Karena
keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah dan perlu
distel, kurang lebih setiap 20.000 km
a.
Celah terlalu
besar

·
Penggerak katup
berisik (ada suara pukulan-pukulan)
·
Bagian penggerak
katup bisa patah ( pukulan dan kejutan )
b.
Celah terlalu
kecil
·
Waktu pembukaan
katup lebih lama dari waktu semestinya
·
Putaran idle
kurang stabil ( motor bergetar )
c.
Tidak ada celah
katup
·
Katup tidak
menutup dengan sempurna
·
Ada kerugian gas
baru, tenaga motor berkurang
·
Pembakaran dapat
merambat ke karburator
·
Katup-katup
dapat terbakar karena tidak ada pemindahan panas pada daun katup.
Macam-Macam
Konstruksi Penyetel Katup
1.
Konstruksi umum

Perhatikan !
Untuk penyetelan,
posisi penumbuk pada kam harus pada lingkaran dasar
2.
Dengan Tuas Ayun
( mis. MB, Ford, Nissan )
Pengukuran celah harus antara tuas
ayun dan
kam, bukan antara
ujung tuas ayun dan ujung batang katup.
3.
Dengan plat
penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW )
Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan
dengan penggantian plat penyetel dengan bermacam macam ketebalan. Untuk
menyetel celah katup, diperlukan satu
set plat penyetel
dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup
4.
Tuas Katup
Dengan Eksenter Penyetel ( mis. BMW )
5.
Penyetel Celah
Katup Pada Motor Neptune ( Colt T-120)
1.
Fuler
2.
Mur penyetel (
mur stop yang mengunci sendiri )
3.
Tuas katup dari
pelat yang di pres
Keuntungan :
Karena mur penyetel tidak bergerak, penyetel
dapat dilaksanakan selama mesin hidup, tetapi fuller bisa menjadi rusak (kena
tumbukan)
Tahapan
Penyetelan Katup:
1.
Melepas tutup
unit rocker arm
2.
Menepatkan
piston pada posisi top kompresi 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara berikut:
·
Memutar poros engkol
seingga tanda pully poros engkol bertepatan dengan tanda “0” pada tutup rantai
timing
·
Pada saat
memutar poros engkol sambal memperhatikan katup masuk silinder mana yang
bergerak
·
Apabila yang
bergerak katup masuk silinder 1 pada saat saudarra memutar poros engkol,
berarti ketika tanda pada puli tepat dengan tanda 0, yang sedang top kompresi
adalah silinder 1
3.
Menentukan
katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 dan 4
4.
Menyetel celah
katup sesuai spesifikasi
5.
Putar poros
engkol 3600 sehingga tanda pada pully bertepatan dengan tanda ‘0”
pada tutup rantai timing
6.
Menyetel celah
untuk katup-katup yang belum distel sesuai spesifikasi
7.
Membersihkan
training object, alat dan tempat kerja.
D.
Tahap-tahap Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan/Servis
Sebelum melaksanakan
pekerjaan, informasi pertama yang diterima seorang mekanik adalah kepastian
pekerjaan apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini, pekerjaan yang akan
dikerjakan adalah servis kendaraan. Pelaksanaan servis akan menjadi lancar, kalau kita mengikuti
tahap-tahap pekerjaan secara logis dan teratur, sebagai berikut :
1.
Persiapan
·
Tentukan siapa
mekanik yang harus mengerjakan dan siapa yang mengontrol.
·
Catatlah data
kendaraan pada form / lembaran
daftar pekerjaan servis.
·
Siapkan buku
manual, yaitu untuk
mencari data-data penyetelan untuk kendaraan yang akan
dikerjakan dan cara-cara menservis / merawat.
·
Siapkan tempat
kendaraan, tempat kerja harus bersih.
·
Siapkan
peralatan servis yang lengkap dan teratur.
·
Siapkan bak-bak
untuk menempatkan komponen-komponen yang akan dilepas dari kendaraan. Hal ini
untuk mempermudah pemasangan kembali dan pengontrolan kelengkapan komponen.
·
Tempatkan
kendaraan sesuai tempat yang telah disediakan.
2.
Pelaksanaan
Pekerjaan
·
Jika terjadi
kerjasama antara beberapa orang mekanik, tugas-tugas perlu dibagikan dengan
jelas.
·
Cuci ruang mesin
kendaraan, setelah memeriksa kebocoran cairan pada mesin secara visual ( air,
bensin dan oli ).
·
Ikutilah daftar
pekerjaan tahap demi
tahap atau sesuai
dengan Standar Operation Procedure (SOP). Pekerjaan yang telah selesai
harus diketahui atau ditandatangani oleh orang atau supervisor yang
bertanggungjawab atas pekerjaan.
3.
Tes Jalan Dan
Kontrol Akhir
·
Kontrol terlebih
dahulu, apakah tidak
ada alat yang
tertinggal di dalam kendaraan
atau ruang mesin.
·
Cek dengan
cermat pengikatan, sambungan-sambungan dan kebocoran pada bagian-bagian yang
telah dikerjakan.
·
Kontrol kembali
batas permukaan cairan pada mesin (oli dan air).
·
Kontrol unjuk
kerja mesin yang telah diservis sesuai dengan SOP.
·
Selesaikan catatan-catatan pada
lembaran daftar pekerjaan, misalnya uraian pekerjaan, waktu
penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan dan harga / biaya pekerjaan
perawatan.
4.
Pembersihan dan
Penyerahan Kendaraan
·
Kendaraan harus
keluar bengkel lebih bersih dan harum daripada waktu masuk. Jangan lupa
membersihkan bagian-bagian dalam kendaraan yang telah diraba, misalnya pegangan pintu, stir / roda kemudi, tuas rem
tangan, tangkai transmisi, tempat duduk dsb.
·
Kendaraan yang
telah dikontrol dan
dipastikan baik, bersih
dan harum, siap diberikan kembali kepada pelanggan. Ingatlah pepatah
Jika hal yang terakhir itu baik, maka semua hal yang telah terjadi sebelumnya
akan menjadi baik.
·
Bersihkan alat
dan tempat kerja.
E.
Daftar
Pemeliharaan Berkala Mesin Kenaraan Ringan
No.
|
Komponen
|
Pekerjaan
|
Pemeliharaan
|
Keterangan
|
|
Kecil
|
Besar
|
||||
1
|
Mekanik
mesin / engine
|
Pengencangan
baut kepala silinder
|
|||
Pengencangan
mur-baut saluran masuk dan buang (intake & exhaust manifold)
|
|||||
Pemeriksaan/penggantian/penyetelan
sabuk penggerak (drive belt)
|
|||||
Pemeriksaan
/ penyetelan sabuk timing (timing chain/belt)
|
|||||
Penyetelan
katup
|
Dilakukan
saat mesin panas (sudah mencapai suhu kerjanya)
|
||||
Tes
tekanan kompresi
|
Dilakukan
saat mesin panas (sudah mencapai suhu kerjanya)
|
||||
2
|
Sistem
Pelumasan
|
Penggantian
oli mesin
|
|||
Penggantian
filter oli
|
|||||
3
|
Sistem
Pendingin
|
Pemeriksaan
Kebocoran air pendingin
|
|||
Pemeriksaan
dan perbaikan saluran air pendingin
|
|||||
Pemeriksaan
fungsi thermostat
|
|||||
Penggantian
air pendingin
|
|||||
4
|
Sistem
pengapian
|
Pemeriksaan
kondisi baterai
|
|||
Pengencangan
pengikat dan terminal baterai
|
|||||
Pemeriksaan
dan penggantian busi
|
|||||
Pemeriksaan
rangkaian primer pengapian
|
|||||
Pemeriksaan
rangkaian sekunder pengapian (rotor, tutup distributor, kabel busi)
|
|||||
Penggantian
dan penyetelan kontak pemutus
|
|||||
Penggantian
kondensor
|
|||||
Pemeriksaan
fungsi advance pengapian
|
|||||
Penyetelan
saat pengapian
|
|||||
5
|
Sistem
control emisi
|
Pemeriksaan
katup PCV, saluran ventilasi dan sambungan-sambungan
|
|||
6
|
Sistem
Bahan bakar bensin
|
Pembersihan
flter udara
|
|||
Penggantian
filter udara
|
|||||
Penggantian
filter bensin
|
|||||
Pengencangan
pengikat pompa bensin dan karburator
|
|||||
Pemeriksaan
tutup tangka
|
|||||
Pemeriksaan
katup penguapan bensin
|
|||||
Pemeriksaan
saluran bensin dan sambungan
|
|||||
Pemeriksaan
dan penyetelan fungsi pedal gas
|
|||||
Pemeriksaan
dan penyetelan fungsi cuk
|
|||||
Pemeriksaan
dan penyetelan pompa percepatan
|
|||||
Penyetelan
putaran idle/stasioner
|
Dilakukan
saat mesin panas (sudah mencapai suhu kerjanya)
|
||||
Penyetelan
campuran bahan bakar dan udara
|
Dilakukan
saat mesin panas (sudah mencapai suhu kerjanya)
|
||||
7
|
Pendukung
|
Pengankatan
kendaraan
|
|||
Pembersihan
dan pencucian kendaraan
|
|||||
Penambahan
air pembasuh kaca (wiper)
|
|||||
Pelumasan
bodi (engsel kap mesin, pintu, dsb.)
|
|||||
Tes
jalan dan control akhir
|
Catatan :
Dalam melaksanakan pemeliharaan berkala mesin/motor
kendaraan ringan, tidak harus mengikuti urutan pekerjaan seperti pada tabel
diatas, disesuaikan dengan kondisi mesin saat akan dilakukan pemeliharaan,
misalnya kendaraan yang baru datang di bengkel dengan kondisi mesin yang panas,
sebaiknya dilakukan pekerjaan yang mensyaratkan mesin panas dahulu, tetapi
tetap mengindahkan pesyaratan yang lainnya. Yang pasti untuk penyetelan
idle (putaran mesin
dan campuran) harus
dilakukan paling akhir setelah
semua pekerjaan utama
pemeliharaan berkala diselesaikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bintoro. 2013. Pemeliharaan
Mesin Kendaraan Ringan. PPPPTK BOE Malang
Sulistiyanto,
Agus. 2013. Perbaikan JOB SHEET Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Perbaikan/ Service Engine dan
Komponen-komponennya. Skripsi. Semarang: UNNES
No comments:
Post a Comment