Suatu malam, Umar bin Abdul Aziz terlihat sibuk merampungkan sejumlah
tugas di ruang kerja istananya. Tak dinyana, putranya masuk ruangan dan
hendak membericarakan sesuatu.
”Untuk urusan apa putraku datang ke sini: urusan negarakah atau keluargakah?” tanya Umar.
”Urusan keluarga, ayahanda,” jawab si anak.
Tiba-tiba Umar mematikan lampu penerang di atas mejanya. Seketika suasana menjadi gelap.
”Kenapa ayah memadamkan lampu itu?” tanya putranya merasa heran.
”Putraku,
lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang
digunakan juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan
kita bahas adalah urusan keluarga,” jelas Umar.
Umar kemudian meminta pembantunya mengambil lampu dari ruang dalam.
"Nah,
sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita.
Minyaknya pun dibeli dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai
pembicaraan dengan ayah."
Begitulah perangai pejabat sejati.
Ternyata, puncak kejayaan di berbagai bidang tak lantas membuat Umar bin
Abdul Aziz terperdaya. Meski prestasinya banyak dipuji, pemimpin
berjuluk ”khalifah kelima” ini tetap bersahaja, amanah, dan sangat
hati-hati mengelola aset negara.
Diharapkan jangan membaca isi blog ini jika niat anda hanya iseng-iseng yang tak punya tujuan dan disarankan mending jauh jauh dari sini kami butuh pembaca yang bener bener punya kesentsistifan dalam bidang ilmu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SISTEM PENDINGIN PADA SEPEDA MOTOR
A. Deskripsi Singkat Setiap motor bakar memerlukan pendinginan. Untuk itu dikenal adanya siste...

-
A. Uraian Materi 1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang ...
-
BAHAN AJAR I PERAWATAN MESIN KENDARAAN RINGAN A. Konsep Pemeliharaan Atau Perawatan Atau Servis Kendaraan Di dalam masyaraka...
-
A. Deskripsi Singkat Mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan langsung s...
No comments:
Post a Comment