Diharapkan jangan membaca isi blog ini jika niat anda hanya iseng-iseng yang tak punya tujuan dan disarankan mending jauh jauh dari sini kami butuh pembaca yang bener bener punya kesentsistifan dalam bidang ilmu
Tuesday, September 25, 2012
Sunday, September 23, 2012
Menyiram Air dan Karangan Bunga di Kuburan
Banyak sekali ragam tradisi yang berhubungan dengan ziarah kubur.
Mulai dari mengaji al-Qur’an, tahlil, yasinan hingga menyirami pusara
dengan air. Tentang dasar hukum berbagai tradisi tersebut telah sering
disebutkan dalam rubrik ubudiyah. Kali ini redaksi akan menerangkan
dasar hukum menyiram kuburan dengan air dingin atupun air wewangian.Imam
Nawawi al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menerangkan bahwa hukum menyiram
kuburan dengan air dingin adalah sunnah. Tindakan ini merupakan sebuah
pengharapan –tafaul- agar kondisi mereka yang dalam kuburan tetap
dingin.
وَيُنْدَبُ رَشُّ
الْقَبْرِ بِمَاءٍ باَرِدٍ تَفاَؤُلاً بِبُرُوْدَةِ الْمَضْجِعِ وَلاَ
بَأْسَ بِقَلِيْلٍ مِنْ مَّاءِ الْوَرْدِ ِلأَنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ تُحِبُّ
الرَّائِحَةَ الطِّيْبِ
(نهاية الزين 154)
(نهاية الزين 154)
Disunnahkan untuk menyirami kuburan dengan air yang dingin.
Perbuatan ini dilakukan sebagai pengharapan dengan dinginnya tempat
kembali (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan air
mawar meskipun sedikit, karena malaikat senang pada aroma yang harum.
Begitu pula yang termaktub dalam al-Bajuri
Begitu pula yang termaktub dalam al-Bajuri
...ويندب أن يرش
القبر بماء والأولى أن يكون طاهرا باردا لأنه صلى الله عليه وسلم فعله
بقبرولده إبراهم وخرج بالماء ماء الورد فيكره الرش به لأنه إضاعة مال لغرض
حصول رائحته فلاينافى أن إضاعة المال حرام وقال السبكى لا بأس باليسير منه
إن قصد به حضور الملائكة فإنها تحب الرائحة الطيبة...
Disunnahkan menyiram kubur dengan air, terutama air
dingin sebagaimana pernah dilakukan rasulullah saw terhadap pusara
anyaknya, Ibrahim. Hanya saja hukumnya menjadi makruh apabila
menyiraminya menggunakan air mawar dengan alasan menyia-nyiakan (barang
berharga). Meski demikian menurut Imam Subuki tidak mengapa kalau memang
penyiraman air mawar itu mengharapkan kehadiran malaikat yang menyukai
bau wangi.
Hal ini sebenarnya pernah pula dilakukan oleh Rasulullah saw
” أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء ”
Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ShallaAllahu
alaihi wa sallam menyiram [air] di atas kubur Ibrahim, anaknya dan
meletakkan kerikil diatasnya.”
Begitu juga dengan meletakkan karangan bunga ataupun bunga
telaseh yang biasanya diletakkan di atas pusara ketika menjelang
lebaran. Hal ini dilakukan dalam rangka Itba’ sunnah Rasulullah saw.
sebagaimana diterangkan dalam hadits
حَدثَناَ يَحْيَ :
حَدَثَناَ أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الأعمش عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ طاووس عن
ابن عباس رضي الله عنهما عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذِّباَنِ فَقاَلَ: إِنَّهُمَا
لَـيُعَذِّباَنِ وَماَ يُعَذِّباَنِ فِيْ كَبِيْرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا
فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ يَمْشِيْ
باِلنَّمِيْمَةِ . ثُمَّ أَخُذِ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشْقِهَا
بِنَصْفَيْنِ، ثُمَّ غُرِزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةٍ، فَقَالُوْا: ياَ
رَسُوْلَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هٰذَا ؟ فقاَلَ: ( لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ
عَنْهُمَا مَالَمْ يَيْـبِسَا)
Dari Ibnu Umar ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati
sebuah kebun di Makkah dan Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang
yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda kepada para sahabat
“Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa. Yang satu
disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing sedang yang lainnya
lagi karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat
untuk mengambil pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian
dan meletakkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu
bertanya, kenapa engkau melakukan hal ini ya Rasul?. Rasulullah
menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut selama dua
pelepah kurma ini belum kering. (Sahih al-Bukhari, [1361])
Lebih ditegaskan lagi dalam I’anah al-Thalibin;
يُسَنُّ وَضْعُ
جَرِيْدَةٍ خَضْرَاءَ عَلَى الْقَبْرِ لِلْإ تِّباَعِ وَلِأَنَّهُ
يُخَفِّفُ عَنْهُ بِبَرَكَةِ تَسْبِيْحِهَا وَقيِْسَ بِهَا مَا اعْتِيْدَ
مِنْ طَرْحِ نَحْوِ الرَّيْحَانِ الرَّطْبِ
Disunnahkan meletakkan pelepah kurma yang
masih hijau di atas kuburan, karena hal ini adalah sunnah Nabi Muhammad
Saw. dan dapat meringankan beban si mayat karena barokahnya bacaan
tasbihnya bunga yang ditaburkan dan hal ini disamakan dengan sebagaimana
adat kebiasaan, yaitu menaburi bunga yang harum dan basah atau yang
masih segar.
Friday, September 14, 2012
Bukti Cinta
Sebuah pengakuan tidaklah cukup menjadi tolok ukur kejujuran seseorang. Tetapi akan dapat diketahui kebenarannya setelah adanya bukti nyata atas pernyataan dan pengakuannya tersebut.
Tatkala seseorang mengaku bahwa ia mahir mengoperasikan komputer, kita tentu tidak sepenuhnya percaya kepadanya kecuali setelah terbukti bahwa orang tersebut memang mampu melakukannya. Dalam perkara cinta pun demikian, betapa banyak kita saksikan orang rela melakukan sesuatu demi menunjukkan cintanya, bahkan terkadang sampai melakukan perkara kemaksiatan dan keharaman untuk membuktikannya, mulai dari mencuri karena terdesak memenuhi kebutuhan keluarga, sampai jadi koruptor ulung untuk memuaskan gaya hidup istri. Kita yakin tatkala Allah mencintai seorang hamba, Allah akan menolong, membela, memenangkan dari musuhnya, menyelamatkan kehidupannya di dunia dan di akhirat serta sekian banyak kebaikan yang lainnya. Sesungguhnya kecintaan Allah tidak bisa dibandingkan dengan kecintaan seorang makhluk kepada makhluk yang lain. Kecintaan seorang makhluk kepada selainnya begitu terbatas sesuai kapasitasnya sebagai makhluk. Sedangkan kecintaan Allah kepada hamba-Nya yang shalih akan melahirkan kebaikan yang banyak, tidak bisa dibatasi bentuk dan jumlahnya. Oleh sebab itu kita dapatkan begitu banyak manusia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta tersebut. Lihatlah orang Yahudi dan Nasrani yang bersikeras untuk disebut sebagai kekasih Allah, sampai-sampai mereka mengatakan, sebagaimana yang Allah kisahkan, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, ‘Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’” [Q.S. Al-Maidah:18]. Allah mengetahui bahwa akan ada orang yang mengaku cinta kepada-Nya, padahal hakikatnya ia tidak mencintai-Nya. Oleh sebab itu, Allah menurunkan ayat tentang pembuktian cinta seseorang kepada-Nya. Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian”. [Q.S. Ali Imran:31]. Para ulama menyebutkan ayat Al-Quran yang mulia ini ayat mihnah (ujian), yakni menguji tentang kejujuran orang yang mengaku mencintai Allah apakah benar cintanya atau sekedar pengakuan kosong yang tiada berguna.
Ada beberapa hal yang dapat menunjukkan kebenaran cinta seseorang kepada Allah ini. Di antaranya:
1. Mencintai perkara-perkara yang Allah cintai. Di antara apa yang Allah cintai adalah seluruh amal ketaatan yang banyak ragamnya yang lahir maupun yang batin. Tatkala seseorang mengaku cinta kepada Allah, tentu dia akan melakukan apapun yang Allah cintai itu, minimalnya ia suka dengan perbuatan tersebut walaupun dia belum mampu untuk melakukannya.
2. Membenci perkara-perkara yang Allah benci. Allah membenci kemaksiatan, kekafiran dan kemunafikan, tentunya seorang muslim juga akan membenci segala hal tersebut, dan menjauhinya. Mengenai dua poin ini, Rasulullah ` bersabda, “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah maka sungguh telah sempurna keimanannya”. [H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani v].
3. Mendahulukan hal-hal yang Allah dan Rasul-Nya cintai daripada apapun yang ia cintai dan senangi. Cinta memang membutuhkan pengorbanan berupa mengalahkan dan menomorduakan keinginan dan kecintaan diri atas kecintaan terhadap Allah, demikianlah bukti kecintaan seorang kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah ` bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai dari anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya”. [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
4. Mengikuti dan mencontoh Nabi dalam semua pengamalan ibadah. Ibadah adalah hak Allah, sehingga ketentuan bentuk, waktu, tempat dan caranya pun harus sesuai dengan keinginan Allah dan aturan-Nya, padahal aturan dan ketentuan tidak bisa kita ketahui kecuali melewati perantaraan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya. Jadi ibadah yang baik dan benar harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Allahu a’lam. (hammam)
Tatkala seseorang mengaku bahwa ia mahir mengoperasikan komputer, kita tentu tidak sepenuhnya percaya kepadanya kecuali setelah terbukti bahwa orang tersebut memang mampu melakukannya. Dalam perkara cinta pun demikian, betapa banyak kita saksikan orang rela melakukan sesuatu demi menunjukkan cintanya, bahkan terkadang sampai melakukan perkara kemaksiatan dan keharaman untuk membuktikannya, mulai dari mencuri karena terdesak memenuhi kebutuhan keluarga, sampai jadi koruptor ulung untuk memuaskan gaya hidup istri. Kita yakin tatkala Allah mencintai seorang hamba, Allah akan menolong, membela, memenangkan dari musuhnya, menyelamatkan kehidupannya di dunia dan di akhirat serta sekian banyak kebaikan yang lainnya. Sesungguhnya kecintaan Allah tidak bisa dibandingkan dengan kecintaan seorang makhluk kepada makhluk yang lain. Kecintaan seorang makhluk kepada selainnya begitu terbatas sesuai kapasitasnya sebagai makhluk. Sedangkan kecintaan Allah kepada hamba-Nya yang shalih akan melahirkan kebaikan yang banyak, tidak bisa dibatasi bentuk dan jumlahnya. Oleh sebab itu kita dapatkan begitu banyak manusia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan cinta tersebut. Lihatlah orang Yahudi dan Nasrani yang bersikeras untuk disebut sebagai kekasih Allah, sampai-sampai mereka mengatakan, sebagaimana yang Allah kisahkan, “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, ‘Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.’” [Q.S. Al-Maidah:18]. Allah mengetahui bahwa akan ada orang yang mengaku cinta kepada-Nya, padahal hakikatnya ia tidak mencintai-Nya. Oleh sebab itu, Allah menurunkan ayat tentang pembuktian cinta seseorang kepada-Nya. Allah berfirman, ‘Katakanlah (wahai Muhammad), jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian”. [Q.S. Ali Imran:31]. Para ulama menyebutkan ayat Al-Quran yang mulia ini ayat mihnah (ujian), yakni menguji tentang kejujuran orang yang mengaku mencintai Allah apakah benar cintanya atau sekedar pengakuan kosong yang tiada berguna.
Ada beberapa hal yang dapat menunjukkan kebenaran cinta seseorang kepada Allah ini. Di antaranya:
1. Mencintai perkara-perkara yang Allah cintai. Di antara apa yang Allah cintai adalah seluruh amal ketaatan yang banyak ragamnya yang lahir maupun yang batin. Tatkala seseorang mengaku cinta kepada Allah, tentu dia akan melakukan apapun yang Allah cintai itu, minimalnya ia suka dengan perbuatan tersebut walaupun dia belum mampu untuk melakukannya.
2. Membenci perkara-perkara yang Allah benci. Allah membenci kemaksiatan, kekafiran dan kemunafikan, tentunya seorang muslim juga akan membenci segala hal tersebut, dan menjauhinya. Mengenai dua poin ini, Rasulullah ` bersabda, “Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah maka sungguh telah sempurna keimanannya”. [H.R. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani v].
3. Mendahulukan hal-hal yang Allah dan Rasul-Nya cintai daripada apapun yang ia cintai dan senangi. Cinta memang membutuhkan pengorbanan berupa mengalahkan dan menomorduakan keinginan dan kecintaan diri atas kecintaan terhadap Allah, demikianlah bukti kecintaan seorang kepada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah ` bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai aku lebih ia cintai dari anaknya, orang tuanya dan manusia seluruhnya”. [H.R. Al-Bukhari dan Muslim].
4. Mengikuti dan mencontoh Nabi dalam semua pengamalan ibadah. Ibadah adalah hak Allah, sehingga ketentuan bentuk, waktu, tempat dan caranya pun harus sesuai dengan keinginan Allah dan aturan-Nya, padahal aturan dan ketentuan tidak bisa kita ketahui kecuali melewati perantaraan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi-Nya. Jadi ibadah yang baik dan benar harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah. Allahu a’lam. (hammam)
Thursday, September 6, 2012
Tips Memilih Pekerjaan atau Bisnis yang Tepat
Jakarta - Saat memilih pekerjaan ataupun bisnis sering kali terbalik, sering kali orang memilih yang paling mudah terlebih dahulu. Walaupun dia tidak suka atau pekerjaan tersebut tidak menghasilkan seperti yang dia inginkan, dia tetap saja memilih yang paling mudah.
Contohnya: ketika orang lulus kuliah atau lulus sekolah, pertama kali pekerjaan apapun akan diterima, bahkan dia menekuninya, ataupun dipecat ataupun pensiun dia tidak mencari pekerjaan lain.
Kenapa? Karena dia mencari yang mudah. Dalam hidup ini kalau Anda mencari yang mudah, Anda dapat yang mudah tapi belum tentu menghasilkan, tapi kalau Anda mencari yang menghasilkan dan yang Anda suka, mendadak hidup Anda akhirnya jadi mudah.
Jadi didalam hidup ini, hal pertama yang harus diperhatikan dalam bisnis adalah harus memilih goal-goal yang kita inginkan seperti apa? Goal keuangan, goal apapun, goal kesehatan, goal waktu kita, goal relationship kita, goal intelektual kita, mental kita dan kemudian kita sadari goal-goal tadi kira - kira butuh uang berapa? Butuh biaya berapa?
Dan kemudian sadari goal - goal kita tadi butuh biaya berapa dan kapan. Dan dari biaya tersebut, kita hitung kita butuh uang tersebut hingga umur berapa.
Setelah melakukan hal tersebut, baru kita cari: bisnis - bisnis apa atau pekerjaan apa yang bisa menghasilkan ke arah sana dalam waktu yang seperti saya inginkan. Bisnis tadi bisa jadi banyak sekali, entah bisnis online ataupun offline, dan setelah ditulis, baru kita pilih mana yang kita suka. Kita harus memilih yang kita suka, karena kalau kita tidak suka, tidak bisa jalan.
Coba bayangkan: "Apakah Michael Jordan bisa sukses seperti hari ini, tapi ternyata sebenarnya dia tidak suka basket?" Tidak mungkin. "Apakah Madonna tidak suka nyanyi, tidak suka menari?". Tidak mungkin. Nah kita cari yang kita suka. Anda tanya: "Boleh tidak: yang menghasilkan tapi kita tidak suka?". Jawabnya: "Boleh" dengan syarat: secepat mungkin kita delegasikan.
Saran saya: cari yang Anda suka, tetapi menghasilkan. Kemudian dari yang menghasilkan dan Anda suka, baru pilih mana yang mudah dicapai. Semoga bermanfaat, saya Tung Desem Waringin mengucapkan salam dahsyat
Subscribe to:
Posts (Atom)
SISTEM PENDINGIN PADA SEPEDA MOTOR
A. Deskripsi Singkat Setiap motor bakar memerlukan pendinginan. Untuk itu dikenal adanya siste...

-
A. Uraian Materi 1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang ...
-
BAHAN AJAR I PERAWATAN MESIN KENDARAAN RINGAN A. Konsep Pemeliharaan Atau Perawatan Atau Servis Kendaraan Di dalam masyaraka...
-
A. Deskripsi Singkat Mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak, beberapa diantaranya ada yang berhubungan langsung s...